Pasca Libur Lebaran, Kota Magelang Mulai PTM 100 Persen

Pasca Libur Lebaran, Kota Magelang Mulai PTM 100 Persen

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang sudah menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. Kebijakan itu dimulai sejak hari pertama masuk sekolah pascalibur Lebaran, Senin (9/5) lalu. Plt Kepala Disdikbud Kota Magelang, Papa Riyadi mengatakan bahwa PTM 100 persen ini berlaku bagi seluruh siswa jenjang SD-SMP. Selama PTM 100 persen berlangsung, para siswa dan sekolah harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.”Kita prokesnya ketat. Harus menjaga jarak, pakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun. Kebijakan yang sebelumnya, seperti harus ada Satgas Covid-19 tingkat sekolah juga harus ada dan dioptimalkan,” kata Papa, Rabu (11/5), Menurutnya, keberanian Disdikbud Kota Magelang menggelar PTM 100 persen karena didukung beberapa hal. Seperti turunnya Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2, hingga capaian vaksinasi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan seluruh siswa, maupun orangtua siswa. ”Termasuk capaian vaksinasi dosis lengkap lansia di Kota Magelang yang sudah lebih dari 60 persen. Sementara untuk para guru sudah 100 persen, sedangkan siswa sampai dosis kedua kisaran 90 persen lebih,” imbuhnya. Papa menjelaskan, jam pelajaran pada PTM 100 persen sekarang ini sudah berangsur normal, seperti sebelum pandemi Covid-19 melanda. Untuk tingkat SMP tetap 8 jam sehari, dengan durasi waktu per jamnya adalah 40 menit. ”Kemudian untuk SD, tetap 8 jam, tapi durasi per jam 35 menit,” ucapnya. Dengan pemberlakuan PTM 100 persen ini, maka kebijakan work from home (WFH) bagi guru sudah tidak berlaku lagi. Guru yang dalam kondisi sehat, dan memenuhi batas suhu minimal diwajibkan untuk hadir ke sekolah untuk mengajar. ”Semuanya sudah WFO. Karena siswanya sudah lengkap, jadi gurunya pun harus lengkap,” tuturnya. Menurut Papa, pemberlakuan PTM 100 persen ini disambut bahagia para siswa dan orangtua siswa. Pasalnya, sudah lebih dari dua tahun, mereka terpaksa belajar dari rumah, sehingga tidak jarang tertinggal materi pelajaran. ”Khusus bagi siswa yang kemampuannya belum maksimal, karena terkendala belajar daring, kami sudah menginstruksikan semua guru untuk memberi pelajaran khusus, semacam ekstra atau les khusus,” katanya. Siswa yang disebutnya, punya kebutuhan khusus tersebut setiap hari berhak mendapatkan pelajaran tambahan, seperti membaca, menulis, dan berhitung. ”Tiga kemampuan dasar siswa SD ini yang kami anggap penting. Karena tidak jarang, para orangtua siswa mengeluhkan anak-anak mereka sekarang lupa hitung-hitungan, lupa menulis, membaca pun harus dieja dulu. Nah, perhatian guru nanti kepada anak-anak itu lewat pelajaran tambahan,” pungkasnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: